google.com, pub-3826199655241695, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Tak Harus Berawal Dari Kemegahan

Tak Harus Berawal Dari Kemegahan

Gak ada pebisnis yang gak mau sukses. Tujuan utama mereka jelas menjadi sukses, ditandai dengan kesejahteraan di atas rata-rata.
Tapi kesuksesan itu ada tingkatannya. Mau yang kelas regional, nasional, atau internasional.
Memikirkan tempat usaha sebelum memulai bisnis itu harus. Tapi keliru kalau mengira bisnis yang sukses harus dimulai dari kios yang bagus.
Memang, sih, tempat usaha yang bagus memengaruhi niat orang datang dan menjadi pelanggan. Tapi yang menjadi tulang punggung kesuksesan bisnis adalah kualitas yang kita berikan, baik produk maupun pelayanan.
Misalnya buka restoran khas Italia. Pernak-pernik ala Negeri Pizza ditampilkan, dari foto Del Piero sampai miniatur Colosseum.
Meja-kursi dari kayu jati. Pegawai pakai seragam rapi. Semuanya tampak sempurna.
Namun jika ternyata makanannya kurang enak, dan apalagi kemahalan, susah untuk membuatnya berkembang. Jika kita melihat ke lapangan, banyak kok usaha yang sukses tapi mulanya dibangun dari tempat yang gak banget.
Mau buktinya? Simak daftarnya di bawah ini.
1. Facebook
Mark Zuckerberg bersama kawan-kawannya bisa bikin perusahaan ini sukses bermula dari kamar asramanya. Gak perlu sewa ini-itu, modalnya cukup komputer dan jaringan Internet.
Zuckerberg memanfaatkan keahliannya untuk merintis usaha tersebut. Makanya, kita mesti mengidentifikasi, apa sih keahlian yang paling menonjol dari kita yang bisa dimaksimalkan dalam usaha.
Bahkan awalnya Facebook gak diniatkan sebagai bisnis. Berawal dari hobi programming komputer, Zuckerberg melihat ada peluang bisnis di depan mata lewat Facebook.
2. Apple
Perusahaan kelas atas ini dulunya berupa usaha perakitan komputer di garasi doang. Steve Jobs bersama Steve Wozniacki koleganya memanfaatkan garasi untuk membuat komputer rakitan sendiri.
Gak ada yang menyangka Apple bisa tumbuh menjadi perusahaan teknologi inovatif seperti sekarang ini. Kini Apple gak hanya memproduksi komputer, tapi juga perangkat canggih lainnya.
Bahkan bisa dibilang Apple adalah pionir smartphone di dunia. Semua itu berkat pemikiran kreatif dan semangat juang orang-orang di dalamnya, terutama pendirinya.
3. Google
Pesaing Apple di bisnis teknologi ini juga berawal dari garasi. Tapi bukan garasi Larry Page atau Sergey Brin, yang mendirikan Google. Melainkan garasi rumah teman.
Artinya, jaringan pertemanan sangat membantu usaha. Gak ada ruginya banyak-banyak bersosialisasi, asal gak menjurus ke pemborosan.
Siapa tahu ada garasi teman juga yang bisa dipinjam. Atau ada kios yang bisa disewa dengan harga teman.
4. Pasta Buntel
Di dalam negeri, ada warung Pasta Buntel milik Gibran Rakabuming Raka. Meski berstatus anak pejabat, Gibran gak malu buka warung kaki lima karena terbatasnya modal.
Sering dimintai duit preman sampai digusur pernah dia rasakan. Hingga akhirnya konsistensi membawa warung pasta unik itu ke lokasi permanen.
Dia pun berencana membuka cabang di banyak tempat selain di Solo, mengikuti jejak Markobar yang sudah lebih dulu terkenal. Itulah Pasta Buntel.
Salah satu ciri calon pengusaha sukses adalah bertekad baja. Meski halangan merintang di depan, langkah gak akan surut.
Lokasi usaha bisa di mana saja, asal aman. Di era teknologi informasi saat ini, malah kita bisa buka usaha tanpa pusing mikir sewa tempat.
Usaha online solusinya. Namun bisnis online memerlukan pengetahuan khusus seputar jaringan Internet dan pemasaran online.
Jika berniat buka bisnis online, coba pelajari dulu seluk-beluknya. Ini juga berlaku jika hendak buka usaha lainnya.
Bagaimanapun, usaha memerlukan rencana yang matang. Lokasi bisa di mana pun, tapi rencana gak bisa asal dibuat. Kecuali memang gak berniat sukses jadi pengusaha.(dp)